Tiba-tiba sore itu, Sabtu, 13 September 2025, Fahim mengajak kita untuk mencoba salah satu arena Badminton dekat rumah. Awalnya memang yang lain tidak begitu bersemangat untuk mengiyakan, inginnya pada minggu pagi saja.
Namun setelah diinfokan petugas arena badminton bahwa Minggu pagi tutup, maka kita berangkat ke lokasi setelah salat Isya dan makan malam.
Malam Minggumu kemana?
Pemesanan arena secara jam dimulai pukul 20.00 WIB, namun kita sudah tiba di lokasi pukul 19.43 WIB, kosong (tidak ada penyewa), sehingga sudah bisa langsung main aja.
Malam itu, dua pasangan tangguh turun di arena badminton, Ayah berduet dengan Fahim menghadapi Fahmi bersama Fahri di sudut lawan. Ibu penuh semangat mendokumentasikan momen ini.
Sejak awal, suasana sudah memanas. Smash-smash keras Fahmi dan umpan tajam dari Fahri membuat Ayah dan Fahim kerepotan, sementara Fahim tak kalah gesit menutup ruang kosong.
Fahmi-Fahri Unggul
Saya pun mencoba menunjukkan sedikit pengalaman dan ketenangan meski sudah lama tidak bertanding. Fahri dengan gaya khasnya, jadi pengatur serangan yang membuat pertandingan semakin seru. Bersama Fahmi, di set pertama berhasil unggul.
Setiap reli panjang selalu ditutup dengan teriakan riang atau tawa pecah ketika shuttlecock nyangkut di net. Tak ada yang benar-benar kalah, karena setiap poin disambut dengan tepuk tangan dan senyum lebar.
Pertandingan malam itu bukan sekadar soal siapa yang lebih unggul, tapi tentang kebersamaan, kekompakan, dan tawa hangat keluarga. Set kedua pasangan Ayah dan Fahim unggul, hingga dilanjutkan dengan babak penentuan.
Belum Tuntas tapi Tetap Bahagia
Meski pertandingan harus terhenti karena kelelahan dan Fahmi juga sedikit cedera, namun keseruan malam itu menjadikan kita semua senang.
Tentu saja yang penting bukan siapa yang menjadi pemenang, tapi kita semua bahagia bisa bermain bersama dan bisa diulang di lain kesempatan.
Semangatt berolahraga.
