Dalam 8 tahun terakhir ini, saya menjadi semakin terbiasa menuliskan sebuah berita yang berkaitan dengan Gerakan Pramuka di hampir setiap hari, jam, bahkan menit.
Bukan hanya untuk memproduksi dalam official website organisasi, namun juga bagaimana menyebarluaskannya ke media-media lain yang notabene bukan hanya membahas soal hal tertentu, misalnya Gerakan Pramuka.
Sebelumnya memang saya berkutat dengan media online yang membahas beragam konten dan segmentasi yang unik, seru, luas, serta tidak pada satu pembahasan saja, meski memang Pramuka salah satunya.
Saat memulai menuliskan pemberitaan tentang Gerakan Pramuka, tentu saja saya sedikit banyak membaca kembali istilah, penggunaan frase, atau penulisan terkait dengan organisasi yang kini menginjak usia 64 tahun itu.
Menulis berita online bukan hanya soal bagaimana kita membahasakan sebuah peristiwa agar membawa serta pembaca seolah ikut masuk ke dalam kegiatan tersebut. Tidak hanya membiarkan asumsi netizen akan berakhir dengan, “owh, cuman begitu.”
Saya tidak akan membahas bagaimana substansi beritanya pada tulisan ini, namun ingin berbagai informasi bahwa relasi media itu sangat penting, sebagai bagian dari strategi komunikasi di Gerakan Pramuka.
Kita tidak bisa menutup mata terkait dahsyatnya media. Terlebih di zaman yang serba online saat ini, media online, lebih spesifik lagi media sosial, akan membanjiri informasi di setiap detiknya.
Membangun Strategi Komunikasi
Menurut saya, membangun Strategi Komunikasi Gerakan Pramuka melalui media membutuhkan pendekatan yang terstruktur, relevan, dan adaptif terhadap perkembangan zaman.
Komunikasi ini harus mencerminkan nilai-nilai kepramukaan, menjangkau generasi muda, tidak hanya dalam rangka memperkuat citra publik organisasi, atau mengenalkan budaya organisasi ini kepada masyarakat luas.
Kita perlu membuat tujuan yang jelas dalam relasi media ini. Misalnya meningkatkan citra dan kesadaran publik tentang Pramuka, atau meningkatkan minat dan partisipasi generasi muda, memperkuat jejaring dan kemitraan dengan stakeholder, atau juga tentang bagaimana menunjukkan kontribusi nyata Pramuka dalam pembangunan masyarakat
Kemudian, segmentasi target audien kita sudah tentu harus jelas. Apakah anggota aktif (siaga, penggalang, penegak, pandega, anggota dewasa), ataukah calon anggota, orang tua, pemerintah/pemangku kebijakan, perusahaan, atau masyarakat umum?
Perlunya membuat pesan kunci dalam relasi media itu akan menjadikan narasi pemberitaan yang kita buat bisa semakin kuat melekat di para pembaca. Pesan kunci ini harus mudah dipahami, menggugah, dan bernilai ajakan.
Mungkin banyak yang sudah punya pendapat misalnya seperti pramuka gerakan perubahan, pramuka masa depan bangsa, pramuka siap berkontribusi, atau pramuka tangguh, pramuka untuk masyarakat, pramuka dekat dengan masyarakat, atau hal lainnya, kenapa harus pramuka.
Kanal media untuk relasi perlu kita tentukan, agar sasaran atau target kita bisa tepat. Apakah media tradisional seperti radio, surat kabar daerah, tv komunitas, atau media digital seperti website/portal online, atau media sosial yang spesifik.
Ketika kita sudah membuat relasi dengan media, pastinya butuh konten yang relevan dan menarik. Bukan hanya sekedar update saja, namun bisa menggugah atau menyampaikan pesan kunci yang sudah kita buat.
Sejauh ini, pemberitaan yang saya buat paling besar adalah seremonial. Mungkin tidak terlalu penting, namun hal itu harus terus digaungkan, bahwasanya pramuka itu punya berbagai macam kegiatan yang bahkan organisasi lain sudah banyak yang mengimplementasikannya dalam bentuk lain.
Namun, sesekali memang saya juga menuliskan tentang sosok pramuka yang inspiratif, purna dewan kerja yang sukses, materi kepramukaan, atau kampanye tematik terkait tokoh kepramukaan baik dunia, nasional, maupun daerah.
Satu hal yang menarik di era kini adalah bagaimana kita bisa berkolaborasi dengan pembuat konten yang lain. Saling mendukung, menguatkan, memperluas jangkauan, serta bisa menjadi salah satu strategi di relasi media yang terbaik.
Selama ini, saya mencoba untuk bisa konsisten dengan berbagai penulisan. Baik terkait sudut pandang penulisan, gaya penulisan, tema berita, rutinitas, ataupun hal lain yang terjadwal maupun tidak.
Hal itu menurut saya untuk menjaga eksistensi media yang kita kelola secara official juga. Jadi bukan hanya terkait bagaimana beritanya update, namun bisa menjangkau banyak pihak, serta yang paling penting adalah berita itu dicari atau bermanfaat untuk orang banyak.
Salah satu kelemahan saya saat ini adalah kurangnya evaluasi menyeluruh dari apa yang sudah dibuat. Misalnya berita lama yang seharusnya bisa menjadi bahan monitoring, dianalisa lebih dalam, atau bagaimana cara membuatnya bisa lebih efektif.
Hal lain yang perlu menjadi catatan dengan ekosistem yang saat ini ada di Gerakan Pramuka khususnya kwartir, saya kira masih perlu banyak belajar bagaimana menyiapkan protokol komunikasi yang baik, tanggap, tangkas, cerdas, ketika terjadi isu atau krisis.
Saat ini saya menilai Gerakan Pramuka masih belum bisa menggunakan pendekatan transparan dan tanggap terhadap publik secara akurat atau terstruktur, ketika memang ada sesuatu hal yang perlu diselesaikan dengan segera.
Relasi Media untuk Distribusi Berita
Penting untuk kita cermati bersama bahwa relasi media dalam arti koneksi atau jejaring, itu untuk menyebarluaskan konten yang kita buat, sebagai distribusi berita.
Sehingga, setidaknya dalam satu pemberitaan yang sifatnya memang perlu diluaskan jangkauannya, kita bisa menggunakan relasi media untuk membantu mempublikasikan. Tentu saja dengan melihat lagi tujuan, jangkauan audien, serta pesan kunci, sehingga distribusi bisa lebih tepat sasaran dan efisien.
Dalam satu berita tertentu yang itu menyangkut secara langsung dengan kebermanfaatan di masyarakat, biasanya saya akan mencoba mendistribusikan minimal ke 10 media online. Nah, dari sinilah perlunya relasi media yang kuat, memilih media mana yang bisa menjadi distributor berita itu.
Bukan berarti official website kita tidak mampu menjangkau hal itu, namun memang kita perlu berkolaborasi untuk mengamplifikasi berita yang kita buat.
