Hari Pramuka ke-64 tahun 2025 ini, saya peringati di Yogyakarta, sebagai salah satu bagian kecil dari Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Daerah Istimewa Yogyakarta (Kwarda DIY).
Tidak tepat di tanggal 14 Agustus 2025, Apel Besar Hari Pramuka ke-64 tingkat Daerah DIY digelar pada Kamis, 21 Agustus 2025 di Lapangan Trirenggo, Bantul.
Tanggal 20 Agustus 2025 menjadi hari persiapan yang cukup panjang, meskipun tugas saya selalu tidak nampak, namun menjadi sebuah motivasi bagi diri sendiri bisa hadir dan menjadi bagian dalam momen tersebut.
Sepertinya saya datang masih terlalu pagi di lokasi, karena harus menyampaikan titipan untuk Ketua Majelis Pembimbing Cabang Bantul. Saya bersiap lebih awal.
Bukan hanya itu, sosok anggota Majelis Pembimbing Daerah dari Jakarta juga menjadi orang kedua yang saya temui pagi itu untuk sama-sama menyampaikan titipan. Terimakasih atas kerawuhannya di Yogyakarta dalam Apel Besar Hari Pramuka tahun ini.
Kemudian, bertemu, berjabat tangan, dan saling menyapa dengan Sultan Hamengku Buwono X adalah kehormatan tersendiri. Meski jauh strata sosial di antara kami, namun sekali lagi, kita dibalut dengan seragam yang sama, Coklat Muda Coklat Tua, beratribut yang serupa.
Apel Besar dilaksanakan, seluruh rangkaian terlihat sempurna, alhamdulillah, meski beberapa persiapan sebenarnya tidak semua berjalan mulus sesuai rencana.
Saya merasa, semua itu adalah sebuah nilai kebersamaan dari kesadaran para pramuka yang ada, sesuai porsinya, yang sudah sepatutnya dijunjung tinggi, bukan hanya digunakan untuk menaikkan gengsi atau menjadi sombong diri.
Pesan yang disampaikan oleh Sultan HB X, Ketua Majelis Pembimbing Daerah saat naik di mimbar Pembina Apel, bahwasanya ditegaskan Dasa Darma bukan sekedar janji, namun laku hidup sehari-hari.
Ia juga menegaskan bahwa Pramuka harus hadir secara nyata di tengah-tengah masyarakat dan berkontribusi dalam pembangunan.
Dari apa yang disampaikan itu, tentu saja makna mendalam yang kita harus terus lakukan adalah tidak boleh berhenti dalam melakukan pengabdian, karena itu adalah ciri dari menjadi anggota Gerakan Pramuka.
Meskipun berbagai hal terjadi, jangan sampai api pengabdian itu meredup, atau bahkan menjadi padam. Jika semua sudah tidak lagi berbicara tentang pengabdian, sepertinya Gerakan Pramuka sudah keluar dari jalurnya dan perlu untuk diluruskan kembali.
Selamat Hari Pramuka ke-64
Jangan Redupkan Api Pengabdianmu
